Skip to main content

Cinta Isyarat Tuhan - Kisah pengembaraan mencari Sang Istri

Sambil menikmati masa lockdown COVID-19, menanti adzan Maghrib jelang buka puasa, dan menghibur Istriku Cayang yang lagi LDR di Desa menyiapkan mental untuk lahiran Dedek Bayi. Saya tulis kisah ini... Kisah paling unik dalam hidup... Kisah akhir pengembaraanku mencari sang istri...


Rabu dini hari, 4 April 2018, dengan kegalauan tingkat dewa, berharap jodoh yang tak kunjung tiba, tiba-tiba saya ingin menulis pesan WhatsApp ke adek-adek saya. Tulisannya masih ada beserta keterangan waktunya, ini saya screenshot-kan. Waktu menulis ini, informasi tanggalnya tidak saya ingat, spontan menulis aja.


Hari-hari berjalan rutin as usual. Sabtu-Ahad, 21-22 April 2018, saya ada acara Workshop Multimedia Pembelajaran di Hotel Tanjung, Trawas. Sabtu jam 8 pagi saya berangkat dari rumah, sempat diajak mampir ngopi di rest area, dan sampai TKP jam 11. Saya lihat peserta lain belum banyak yang datang, lokasi masih sepi seperti di foto ini, masih sepi kan.


Lalu masuk waktu dzuhur, mumpung pesertanya masih sedikit saya cari musholla sebelum antri rame. Saat menuju tempat wudhu, ada beberapa gadis sedang antri wudhu. Saat lewat, tak sengaja saya melihat seorang gadis bertudung biru muda bersandar di dinding di bawah tangga. Kira-kira fotonya seperti ini.


Pandangan sekilas itu seketika mengalihkan duniaku. Usai wudhu, saya masuk musholla mendapati dua gadis sudah siap dengan mukenanya. Saya tawari, ibuk2 mau sholat jama’ atau jama’ qashar. Gadis bertudung biru tadi dengan cepat dan antusias menjawab, JAMA’ QASHAR. Akhirnya, kami sholat berjamaah Dzuhur dan Ashar Jama’ Qashar. Setelah sholat, seperti perkiraan awa, mulai banyak bapak-bapak ibuk-ibuk berdatangan mau sholat.

Lalu saya masuk ruang meeting, ini foto ruangannya. Saya saat itu tidak jepret foto sama sekali, jadi foto-foto di sini saya cari di Google.


Sesekali saya menanti si gadis bertudung biru tadi kok tidak kunjung datang di ruangan, mungkin ketiduran di Musholla.

Pelatihan berjalan lancar, dimulai pukul 13.00 dan diakhiri pukul 21.30 malam. Saya cuapek berat saat itu, karena malam sebelumnya tidak bisa tidur sama sekali entah kenapa. Saat yang lain bakar-bakar jagung, saya langsung menuju kamar. Foto kamar yang saya tempati seperti ini (dari Google juga).


Saya lupa, jadi mandi atau tidak malam itu, yang jelas tiduran sambil lihat filem. Filemnya berjudul Dragon Heart, dari kualitas gambarnya terlihat filem tahun 1990-2000, menceritakan seseorang yang pensiun dari profesi memburu naga dan hanya tersisa satu naga di dunia.


Eh, ternyata filemnya menarik dan menunda tidurku sampai dini hari, tapi akhirnya saya matikan walau belum selesai. Jadi saat ini masih penasaran bagaimana endingnya.

Esoknya, Workshop hari ke dua, mulai jam 9 sampai jam 13. Di sesi akhir, ada tutorial menggunakan aplikasi Kahoot!, semacam tebak-tebakan. Seorang gadis bertudung merah jambu mengangkat tangan bertanya kepada saya. Saya mendekat dan ternyata dia si gadis tudung biru kemarin. Dia bertanya apakah di aplikasi ini bisa menulis pertanyaan dengan bahasa Arab? Saya lihat dia sudah punya file-file pertanyaan yang tentang surat-surat pendek Juz 30 di layar laptopnya, sepertinya dia guru Agama Islam. Saya jawab, sepertinya tidak bisa, alfabet saja. Dari sini saya dapat info baru tentangnya, Oooh dia guru al-Islam ya... hmmm...

Workshop selesai, peserta satu persatu pulang sesuai rombongannya. Begitu juga dengan saya, semobil dengan Ketua Panitia, Sekertaris, dan dua asisten narasumber. Rencananya, kami semobil langsung ke Surabaya tanpa mampir-mampir karena sholat Dzuhur Ashar pun sudah di jamak. Namun, ternyata ada HR salah satu narasumber yang lupa belum diberikan.

Setelah ditelfon, ternyata beliau singgah sholat Ashar di Masjid Cheng-Ho, Pasuruan. Kami pun mampir ke sana. Ketua Panitia menemui narasumber dan belanja di Pasar Masjid. Karena sudah sholat, saya menunggu di mobil saja. Tiba-tiba saya merasa jenuh dan keluar mobil jalan-jalan ke depan masjid, dan...


Saya melihat si gadis tudung merah jambu tadi sedang duduk-duduk di teras depan masjid, dia pun melihat saya, dan saya jadi salah tingkah, waduh ngapain ya... akhirnya saya duduk di bawah pohon aja deh. Sambil angen-angen, si gadis itu kok berkali-kali muncul di depan saya ya.... tanpa skenario kesengajaan, dan di tempat-tempat suci lagi.... hmm. Mungkin ini ISYARAT TUHAN!

Saya sampai rumah dengan selamat tepat saat Isya, membawa pertanyaan di fikiran siapa dia ya... sudah menikah apa belum ya... biasanya seh sudah... atau minimal sudah punya calon.

Beberapa hari kemudian, saya ingat bahwa ada salah satu peserta workshop yang jadi redaktur portal berita Persyarikatan. Lalu, saya cek di portal berita tersebut, ternyata benar ada. Ini fotonya, ini linknya.


https://klikmu.co/hadapi-revolusi-industri-ke-4-sekolah-muhammadiyah-harus-bekali-siswa/

Saya download foto di web tersebut, lalu saya tanyakan ke Ketua Panitia, siapakah dia yang saya lingkari.


Beliau juga merasa kesulitan karena fotonya dari belakang, namun beliau berjanji mencarikan infonya. Esoknya, sudah ditemukan bahwa si gadis adalah Aprilia Elok dari SD Muhammadiyah 12 Surabaya.

Perburuan pun di mulai, saya mencari informasi di Google supaya bisa menghubunginya. Saya menemukan nomor hp/WA tapi ternyata nomor Kepala Sekolahnya, ada akun Facebook tapi saya tidak kunjung di accept. Di Facebook tertera tanggal lahirnya, 4 April 1994, tanggal yang cantik sekali secantik orangnya, kok ya pas dengan tanggal saya nulis.


Akhirnya, ada satu video di YouTube atas namanya. Saya komen di situ bertanya nomor hp nya berharap ada balasan. Ternyata, dibalas... Saya langsung mengajukan reques untuk mengenalnya. Kita ketemu di Kafe Pinggir Kali (KPK), Karah Surabaya, persis malam Nisfu Sya'ban ditemani teman kosnya. Saya naikkan reques menjadi melamarnya.


Beberapa hari jelang puasa, saya silaturahim ke rumah orang tuanya di Dusun Gumelem, Desa Banjarrejo, Kecamatan Kedungpring Lamongan. Perjalanan pertama ini memakan waktu kira-kira lima jam, karena sempat salah jalan dua kali, dan internet di luar jangkauan.


Silaturahim lancar dan sukses, proses selanjutnya berjalan sesuai tradisi dan akhirnya akad nikah disepakati, Ahad 2 September 2018. Alhamdulillah.

Begitulah kisahnya.... Happy Ending

Comments

  1. Hiii tambah meweek loh akui.. 🙈😢🤧🤧😍 hhe maacih ustad pemateri workshop pembuluh cintah.. barakallah smga Allah meridhai segala langkah baik dan yg kita niatkan baik.. aamiin..

    Bberpa gmbar ada yg g muncul di hpku..
    Ih, malem itu aku lagi ngapain yaaa🙄 4 April, pling nek g sama trikandi ya wa an balesi doa dr man teman 🤣, trnyta di dunia lain ada yg sedang melempar panah kriteria pasangan. Beraaatnyaa... Dan kok ya pas Allah kersoe ke bocah berjarak 80km, #(mau ketawa takut dosa) 😅
    Tidak lebih dr sejam, eh dapatnya Berjam jam 😱🙄🤣 selamat nggeh..

    Btw aku mau didonlotin pilm nya, yg belum slsai ditonton..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pilemnya sudah didownload, siap nonton bareng layar lebar ;)

      Delete
    2. Kalau lewat Tol dan ndak macet, cuma dua jam kok. Jadi bonusnya 100%.

      Delete
    3. Hhi alhamdulillaaah kalau begtuu😍😅

      Delete
  2. Oh iyaa, siapapun kepsek yg kasih info.. maturnuwun... Jazakumullah Khairan katsiiraan.. smga Allah menjadikan amal trsendiri buat njenengan, dg ketidaktahuannya kita sampai skarang...
    Atau juga malaikat yg menjelma di group wa untuk kasih info 😅😍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih untuk semua tokoh yang terlibat dalam kisah non-fiksi ini, yang tidak tersebut dalam tulisan, termasuk ibuk2, mas-mas warkop, yang memberi petunjuk jalan ke Dusun Gumelem saat hp saya tidak terjangkau internet. Bil khusus Mbak Tutik, mbak Kholif yang memberi tahu rumah calon Mertua... ;)

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Bagaimana Kami Bertemu?

Sabtu, 21 April 2018 kemarin, saya ikut suatu workshop yang diselenggarakan di Pacet. Workshopnya tentang Media Pembelajaran dan di sinilah saya berjumpa dengan Dinda Aprilia. Saya pertama kali melihatnya secara tidak sengaja saat hendak wudhu sholat Dzuhur di Musholla. Ahad, 22 April 2018 saat perjalanan pulang. Mobil yang membawa saya harus mampir ke Masjid Cheng-Ho Pandaan ini. Ketika rekan2 menyelesaikan urusannya, tiba2 saya pengen jalan2 keluar mobil dan kaki saya menuntun ke depan gerbang masjid, lalu saya melihat Dinda duduk2 di sana, dan dia juga melihat saya. Saat itu, Saya jadi salah tingkah ... Sesampai di Surabaya, saya renung2kan semuanya. Saya termasuk orang yang sama sekali tidak percaya dengan kebetulan. Jadi, saya anggap pertemuan ini sebagai isyarat dari Tuhan. Sayangnya saya terlanjur tidak sempat menyapanya saat pelatihan sehingga tidak tahu sedikitpun informasi tentang dia, sama sekali. Yang saya punya hanyalah satu dokumentasi foto pelatihan yang dia

Tentang Nur Q

Nama saya Mochamad Nur Qomarudin, Nur Q singkatnya, memulai hidup di dunia ini sejak 1 Juli 1988. Sejak lahir hingga saat ini, saya beraktivitas di Surabaya, kotanya para Bonek mania. Sehari2, Saya beraktivitas sebagai freelancer, diantaranya di Masjidillah sebagai pengurus harian, dan Laboratorium di kampus sebagai asisten riset di bidang matematik terapan dan simulasi teknik. Saya suka mbaca-mbaca buku, berfikir, dan menulis, salah satunya menulis di blog pribadi saya ( http://mnurq.blogspot.com ). Kadang2, membantu rekan2 yang ingin membuat web dan juga rekan2 yang ingin menerbitkan bukunya dalam nama Al-Maidah Press ( http://almaidahpress.com ). Saya kira, ini sekilas info tentang diri saya. Bila ingin tahu lebih lanjut, monggo berkunjung di blog pribadi saya ( http://mnurq.blogspot.com ). Maturnuwun.